Analisa Usaha Ayam Petelur 100 Dan 1000 Ekor

  • Peternak
  • Feb 12, 2021
Analisa Usaha Ayam Petelur

Analisa usaha sendiri memiliki pengertian untuk menganalisana usaha yang akan dilakukan dimana dalam hal ini adalah analisa usaha ayam petelur yang memiliki fungsi untuk mendapatkan pandangan mengenai usaha ayam petelur yang akan di kerjakan, baik itu meliputi harga jual, bibit dan pakan serta untung dan ruginya.

Diharapkan analisa usaha ini bisa memberikan gambaran bagi peternak tidak hanya modal, tetapi pencapaian telur dan produksi untuk menutup biaya produksi dengan harga telur yang berlaku saat ini, dimana harga telur fluktuatif dan sering berubah-ubah. Dimana kita akan tahu berapa ayam yang harus berproduksi untuk mendapatkan keuntungan terutama saat harga tidak terlalu tinggi.

Kenapa Memilih Usaha Ayam Petelur

Saat ini ada semakin banyak peternak yang beralih ke ayam petelur, dikarenakan harga jual yang lebih stabil dan masih lebih tinggi hingga masa bertelur yang lebih lama dari ternak lainnya. Beberapa peternak ayam broiler yang sudah lama tidak lagi diisi kandangnya oleh kemitraan kini mereka beralih ke petelur.

Alasan lainnya peternak ayam broiler beralih ke petelur juga karena pembatasan DOC dan harga ayam broiler yang sangat fluktuatif hingga lebih sering di bawah hpp produksi. Produksi telur yang juga masih belum banyak di produksi oleh perusahaan besar membuat peternak rakyat lebih memiliki peluang untuk menjual dengan harga tinggi.

Dilain pihak, rantai distribusi dari peternak ke penjual juga tidak terlalu jauh seperti halnya broiler dan telur sendiri menjadi pilihan utama beberapa masyarakat untuk di konsumsi sehari-hari karena di sukai oleh anak-anak, muda maupun tua, serta harga yang dianggap lebih murah dan mudah di dapat.

Analisa Usaha Ayam Petelur

Analisa Usaha Ayam Petelur

Analisa usaha ayam petelur yang akan kita bahas ini adalah analisa dari ayam petelur yang di budidayakan langsung dari ayam pullet yang akan bertelur beberapa minggu kedepan, sehingga tidak diperhitungkan lagi kandang masa anakan dan masa berkembang, tetapi langsung dari kandang baterai dengan 1 ekor ayam 1 ruang dan pintu.

Adapun kandang disini memakai kandang baterai yang dibeli, langsung jadi dan tinggal pemasangan. Adapun biaya pekerja dan hal-hal lainnya seperti tempat pakan dan minum sudah kami satukan di modal awal ternak petelur. Analisa usaha akan kami bagi menjadi 2 yaitu untuk 100 ekor dan 1.000 ekor.

Analisa Usaha Ayam Petelur 100 Ekor

Karena populasi lumayan besar kita akan menganalisa dengan kandang jadi yang sudah langsung di pakai, jika peternak ingin membuat kandang sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar lingkungan tentunya lebih murah

  • Kandang jadi tipe baterai (@100 ekor) = Rp. 6.000.000
  • Ayam pullet siap bertelur (@100 ekor) = Rp. 7.500.000
  • Pakan 1 bulan (@100 ekor) = Rp. 1.985.000

Dimana konsumsi pakan per ekornya kami bulatkan di 105 gr/ekor dan harga pakan per kilogramnya Rp. 6.300 dimana ini masih terus mengalami kenaikan bahkan awal tahun ini saja sudah 3-4 kali mengalami kenaikan. Berarti untuk satu harinya ayam petelur 100 ekor membutuhkan pakan sebanyak Rp. 66.150

Pembalian Modal Dari Harga Telur

Jika harga telur kita buat di rata-rata harga jualnya di Rp. 18.500 dengan biaya pakan seharinya Rp. 66.150 dibutuhkan telur 3,6 kg/harinya untuk menutup harga beli pakan dimana rata-rata berat telur satu kilogram sekitar 16-17 butir. Dimana 3,6 kgx17 =62 butir perhari dari 100 ekor ayam yang bertelur untuk bisa menutupi harga pakan harian.

Disini kita juga harus mengembalikan modal ternak seperti kandang dan ayam pullet yang kita beli di awal dengan jumlah Rp. 13.500.000. Dimana kita akan membaginya dengan jumlah rata-rata ayam bisa menghasilkan telur sampai afkir yaitu 18 bulan. Jadi Rp. 13.500.000 : (18 bulan x 30 hari ) = Rp. 25.000.

Selanjutnya Rp. 25.000: Rp. 18.500 = 1,5 kg x 17 butir = 25 butir/hari sampai 18 bulan kedepan akan membalikkan modal kita untuk kandang dan bibit pullet yang dibeli. Dimana yang lebih sederhana lagi kita buat pembalikan modal ini 50% di puncak-puncaknya produksi telur yaitu 5 bulan, 5 bulan kedepannya 30%, dan 5 bulan terakhir 20% sisanya. Hal ini tentu lebih mudah agar pendapatan dan pembalikan modal disesuaikan dengan produksi telur.

Kesimpulan Analisa Usaha Ayam Petelur 100 Ekor

Total telur yang harus di dapatkan hanya untuk membalikkan pakan yang di konsumsi dan biaya awal kandang dan pullet untuk 100 ekor petelur adalah sebagai berikut :

Telur yang dibutuhkan untuk pakan : 62 butir
Telur yang dibutuhkan untuk mengembalikkan modal : 25 telur/hari.
Total telur yang dibutuhkan : 87 butir

Dimana kesimpulan Analisa usaha ayam petelur 100 ekor untuk modal awal dibutuhkan ayam yang bertelur 87 ekor perharinya atau sekitar 87% yang bertelur, dimana jika dibawah itu berarti peternak sudah merugi. Ya itu hanya hitungan kasar, dimana sebenarnya kandang bisa di gunakan sampai beberapa periode ayam bertelur berganti.

Sedangkan jika harga diatas Rp. 18.500 yang kita bicarakan maka itu menjadi keuntungan peternak, sehingga peternak perlu fokus menjaga produksi dan 5 Penyebab Ayam Petelur Tidak Mau Bertelur.

Analisa Usaha Ayam Petelur 1000 Ekor

Analisa Usaha Ayam Petelur 1000 ekor

Di analisa usaha ayam petelur dengan populasi 1.000 ekor ini kami ringkas menjadi bagian poin-poin pentingnya, untuk bagian rincinya bisa melihat analisa usaha ayam petelur 100 ekor di bagian atas.

  • Kandang (@1.000 ekor) = Rp. 60.000.000
  • Ayam pullet(@1.000 ekor) = Rp. 75.000.000
  • Pakan 1 bulan (@1.000 ekor) = Rp. 19.850.000
  • Biaya pakan/hari (@1.000 ekor) = (105 gr x Rp. 6.300) = Rp. 661.500

Pembalian Modal Dari Harga Telur

  • Harga jual telur (@kg) = Rp. 18.500

Harga Pakan/harga jual telur = Rp. 661.500/ Rp. 18.500 = 36 kg x 17 butir = 612 buti/hari.
Kandang + Pullet = Rp. 135.000.000 : (18×30 hari) = Rp. 250.000/ Rp. 18.500 = 13,5 kg x 17 butir = 230 butir.

Pembalikan modal yang diperlukan adalah 842 butir/hari ayam yang akan bertelur atau sekitar 84,2% yang bertelur setiap harinya dari total 1.000 ekor ayam petelur yang kita miliki. Adapun harga diatas harga Rp. 18.500 maka itu akan menjadi keuntungan begitu juga produksi yang lebih tinggi dari 84,2% akan jadi laba kita.

Tetapi apabila di bawah itu semua maka kita akan mengalami kerugian dan jika terus berlanjut maka peternak akan mengalami kebangkrutan, dimana kendala lainnya seperti stress pada ayam dan penyakit menghantui produksi ayam.

 

Post Terkait :